Saturday, November 28, 2009

SKENARIO Grup Maut Piala Dunia 2010
Menjelang undian babak grup Piala Dunia 2010, memperkirakan sepuluh skenario grup maut.

Tepat pukul 00:00 WIB pada Sabtu, 5 Desember 2009, undian Piala Dunia 2010 akan digelar di gedung Cape Town International Convention Centre, Afrika Selatan.
Semua pemerhati sepakbola dari seluruh penjuru dunia, terutama dari 32 negara peserta, tentunya tak ingin ketinggalan menyaksikan acara tersebut.
Tuan rumah Afrika Selatan ditambah 31 tim lainnya yang lolos akan dibagi ke dalam empat pot. Dari masing-masing pot, akan diundi empat tim dikalikan delapan grup. Tapi tunggu dulu. Kita belum mengetahui siapa penghuni masing-masing Pot 1, 2, 3 dan 4.
FIFA belum mengumumkan secara pasti tentang prosedur tim-tim unggulan. Suatu hal yang sudah pasti, Afrika Selatan sebagai tuan rumah dan juara bertahan Italia dipastikan masuk Pot 1 - boleh disebut juga pot unggulan utama. Sisanya tidak hanya ditentukan berdasarkan ranking FIFA. Prestasi yang diraih pada Piala Dunia 2002 dan 2006 ikut dipertimbangkan.
Faktor lainnya yang menjadi pertimbangan adalah konfederasi masing-masing tim. Menurut peraturan FIFA, tim-tim dari konfederasi yang sama, sebisa mungkin dipisahkan, atau dicegah untuk bertemu dalam satu grup. Artinya, tidak mungkin dua tim dari Amerika Selatan atau Asia saling berhadapan di grup yang sama. Tapi karena terdapat 15 tim dari Eropa, beberapa grup akan terdiri dari dua tim anggota UEFA.
Nah, berdasarkan semua faktor di atas, Pot 2 sewajarnya terdiri dari tim-tim UEFA saja. Sedangkan tim dari AFC, OFC dan CONCACAF masuk Pot 3, dan non-unggulan Amerika Selatan digabung dengan lima tim tersisa dari Afrika di pot terakhir. Dengan kata lain, masuk Pot 1 adalah prestasi besar (kecuali status tuan rumah Afrika Selatan), karena ranking FIFA dan prestasi tim menjadi pertimbangan dasar. Sisanya adalah faktor geografis.

Dengan alasan tertentu, FIFA belum bisa mengumumkan sistem pot unggulan, tapi pada acara undian bisa diketahui secara pasti. Prakiraan pot di bawah ini merupakan estimasi terbaik.

Pot 1 Pot 2 (UEFA)
Afrika Selatan (CAF - tuan rumah) Belanda (UEFA)
Jerman (UEFA) Portugal (UEFA)
Brasil (CONMEBOL) Swiss (UEFA)
Italia (UEFA) Yunani (UEFA)
Spanyol (UEFA) Serbia (UEFA)
Inggris (UEFA) Denmark (UEFA)
Prancis (UEFA) Slovakia(UEFA)
Argentina (CONMEBOL) Slovenia (UEFA)


Pot 3 Pot 4
Meksiko (CONCACAF) Paraguay (CONMEBOL)
Amerika Serikat (CONCACAF) Ghana (CAF)
Korea Selatan (AFC) Kamerun (CAF)
Jepang (AFC) Pantai Gading (CAF)
Australia (AFC) Nigeria (CAF)
Honduras (CONCACAF) Uruguay (CONMEBOL)
Selandia Baru (OFC) Aljazair (CAF)
Korea Utara (AFC) Cili (CONMEBOL)

Dari prakiraan pot di atas, mari kita lihat sepuluh kemungkinan grup yang paling tangguh...

Mimpi Buruk Azzurri
Italia - Belanda - Korea Selatan - Cili
Susunan grup yang dipastikan bakal panas. Italia dikalahkan tuan rumah Cili di Grup B Piala Dunia 1962 yang kemudian memaksa Azzurri tersingkir. Belanda mempecundangi Italia 3-0 di Euro 2008, dan Piala Dunia 2002 melawan Korea Selatan tak mungkin hilang dalam benak tifosi Italia.

Perang Bintang
Argentina - Portugal - Meksiko - Pantai Gading
Talenta individual dalam grup ini akan menghibur jutaan fans sepakbola. Bayangkan saja Lionel Messi, Cristiano Ronaldo dan Didier Drogba dalam satu grup. Dari kubu Meksiko, nantikan aksi individu dari Cuauhtemoc Blanco.

Kumpulan Kuda Hitam
Afrika Selatan - Slovenia - Korea Utara - Aljazair
Grup seperti ini tentunya akan menguntungkan tim tuan rumah. Tapi kenyataannya, tak banyak pengamat yang bisa memahami kekuatan empat tim di atas. Yang jelas, Slovenia, Korea Utara dan Aljazair masing-masing memiliki unsur kejutan.

Fans Membara
Inggris - Serbia - Australia - Aljazair
Untuk mendapatkan suasana stadion yang lebih ramai, inilah grup yang diinginkan. Fans dari empat tim ini dijamin bisa menghidupkan atmosfir di dalam maupun luar stadion.

Duel Pelatih Gila
Argentina - Yunani - Korea Utara - Cili
Perhatikan ulah masing-masing pelatih di pinggir lapangan. Diego Maradona selalu heboh sendiri, Otto Rehhagel berada di bawah tekanan dan bisa bertingkah dari bench; pelatih Korea Utara Kim Jong-hun kerap dikeluarkan dari stadion; dan belum ada perubahan karakter dari Marcelo Bielsa.

Demam Derby
Spanyol - Portugal - Meksiko - Cili
Spanyol dan Portugal akan menjadi derby lokal yang menarik. Tak sedikit pula pemain asal Cili dan Meksiko yang merumput di La Liga. Banyak muatan lokal dalam pertandingan grup ini, karena tiga pesertanya menggunakan bahasa yang sama.

Ajang Pembuktian Raksasa
Brasil - Portugal - Meksiko - Nigeria
Portugal dan Nigeria saat ini tidak berada dalam kondisi terbaik. Tapi begitu Piala Dunia dimulai, reputasi tim diutamakan, menyebabkan performa justru menurun. Grup ini terdiri dari empat tim raksasa yang harus membuktikan bahwa mereka memang tim raksasa.

Keseimbangan Bertahan & Menyerang
Jerman - Belanda - Australia - Kamerun
Tim-tim ini memiliki rekor kebobolan paling sedikit di kualifikasi babak grup masing-masing. Jerman dan Belanda adalah duel panas dengan sejarah panjang. Selain pola bertahan, waspadai serangan balik dari empat tim ini.

Gol, Gol, Gol
Spanyol - Serbia - Amerika Serikat - Cili
Ingin menyaksikan grup yang diwarnai banyak gol? Inilah dia. Spanyol mencetak 28 gol dalam sepuluh pertandingan sebelum lolos ke Piala Dunia dengan rekor sempurna. Serbia membobol gawang lawan sebanyak 22 kali. Amerika Serikat merajai konfederasi CONCACAF. Sedangkan Cili mencetak 32 gol, walau kebobolan 22 kali juga di babak kualifikasi.

Kekuatan Ranking
Spanyol - Belanda - Amerika Serikat - Pantai Gading
Grup ini adalah yang paling berat jika mengacu pada ranking dunia keluaran FIFA. Spanyol berada di posisi teratas, diikuti Belanda di urutan ketiga, Amerika Serika ke-14 dan Pantai Gading ke-16. Ranking mereka membuat grup ini sangat kuat.

Thursday, November 26, 2009

SPESIAL: Sepuluh Pemain Terbaik Sejak 1995 Yang Belum Pernah Meraih Ballon D'Or

- Raul Gonzalez
Mengherankan memang ketika melihat nama Raul Gonzalez tak juga masuk dalam daftar pemain terbaik Eropa versi France Football. Padahal apa yang diberikannya untuk Real Madrid dan tim nasional Spanyol benar-benar luar biasa. Bisa jadi ikon Real Madrid itu iri melihat rekan-rekannya seperti Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo dan Michael Owen mendapatkan penghargaan ini. Bahkan menembus tiga besar saja belum pernah.


- Gianluigi Buffon
Adakah yang menyangsikan kemampuan Buffon mengamankan gawang timnya? Kiper ini memang gambaran jaminan mutu dan Italia, atau AC Parma dan Juventus, sangat beruntung memilikinya. Prestasi demi prestasi diantarkannya untuk Juventus, Parma dan tim nasional Italia, namun tak satu pun gelar personal dari France Football dimilikinya. Ia hanya nyaris mendapatkannya di tahun 2006, di mana ia menjadi runner up Fabio Cannavaro. Ironis.

- Thierry Henry
Mari kita lihat prestasi apa saja yang sudah dimilikinya, mulai dari pencetak gol terbanyak Arsenal sepanjang masa, pencetak gol tersubur tim nasional Prancis. penyerang terbaik Arsenal dalam sejarah klub. Sementara untuk presasi bersama klub, ia mengantar Arsenal meraih dua gelar Liga Primer Inggris, treble bersama Barcelona musim lalu, membawa Prancis menjadi juara Piala Eropa 2000. Tapi, luar biasanya, Ballon d'Or tak pernah didapatkannya.

- Paolo Maldini
Dunia serasa ikut menangis ketika ia memutuskan pensiun musim lalu, dan sejak saat itu sepakbola sudah ditinggal salah satu pemain hebatnya, pemain yang membawa AC Milan menjadi juara di semua kompetisi yang diikutinya, mulai dari level domestik hingga jagad internasional. Maldini hanya gagal mengukir prestasi di level internasional bersama Italia, dan juga Ballon d'Or.

- Ruud Van Nistelrooy
Pemain ini terbilang luar biasa dalam hal menorehkan prestasi. Ia selalu menyumbang gelar untuk setiap tim yang dibelanya, mulai dari PSV Eindhoven, Manchester United hingga Real Madrid. Prestasi pribadinya juga segunung, mulai dari Pemain Belanda Terbaik, MVP Liga Champions, topskor Liga Champions dan masih banyak lagi yang lainnya. Total, 30 penghargaan didapatnya, minus Ballon d'Or.

- Francesco Totti
Memiliki pengaruh luar biasa di AS Roma. Sampai-sampai ada yang bilang jika Totti-lah AS Roma. Tanpa Totti, AS Roma bukanlah AS Roma. Dan secara statistik dan bukti, pandangan itu memang tidak sepenuhnya salah. Totti membawa setiap kesuksesan personalnya ke level klub, dan juga tim nasional Italia. Sejumlah gelar pun diterimanya. Namun, namanya tak pernah masuk dalam daftar kandidat pemenang Ballon d'Or sejak ia memulai karir profesionalnya.

- Peter Schmeichel
Ia masuk dalam daftar 125 pemain terbaik FIFA pilihan Pele. Sejumlah gelar personal dan kolektif juga diperolehnya saat masih membela Manchester United dan yang terbaik adalah ketika meraih treble di tahun 1999. Akan tetapi, kalangan jurnalis masih melihatnya kalah bersaing sebagai yang terbaik dari yang terbaik. Tropi Ballon d'Or pun tak pernah masuk dalam lemari pialanya.

- Romario
Legenda sepakbola Brasil ini memiliki karir yang memesona. Gelar demi gelar diraihnya hampir di setiap tim yang dibelanya. Akan tetapi, ia berada di era yang kurang tepat untuk bisa meraih Ballon d'Or. Ketika terjadi perubahan sistem dalam pemilihan Pemain Terbaik Eropa, penampilan cemerlang Romario sudah tak banyak terlihat. Ia juga mulai meninggalkan Benua Biru.

- David Beckham
Gelandang asal Inggris itu termasuk sebagai gelandang terbaik di era sepakbola terbuka saat ini. Koleksi gelarnya bersama Manchester United dan Real Madrid juga tak main-main. Implikasinya, tropi personalnya ikut bertambah. Namun tak sekali pun Beckham bisa mengangkat tropi Ballon d'Or. Posisi terbaiknya hanya menjadi runner up di tahun 1999.

- Alessandro Del Piero
Saat masih di masa jayanya, Del Piero memiliki pengaruh besar atas sukses tidaknya Juventus meraih gelar. Kemampuannya makin terasah ketika Marcello Lippi menangani tim. Hasilnya, titel Serie A Italia hingga Piala Interkontinental berhasil diboyong Juventus dengan bantuannya. Italia juga mendapat kontribusi dari Del Piero saat memenangi Piala Dunia 2006. Penghargaan personal pun mengiringi sukses Del Piero bersama Juventus. Hanya saja, Ballon d'Or masih menjauh darinya.
Tekuk Inter, Barcelona Pimpin Grup F
Barcelona mengambil alih pimpinan klasemen Grup F berkat kemenangan di Nou Camp atas Inter.

Puncak klasemen Grup F kembali menjadi miliki Barcelona setelah juara bertahan Liga Champions musim lalu itu meraih kemenangan 2-0 atas Inter di Nou Camp, Rabu (25/11) dinihari WIB.
Hasil ini menjadikan perolehan angka Barcelona berubah menjadi delapan poin, unggul dua angka dari Inter dan Rubin Kazan. Dynamo Kiev menguntit di tempat terakhir dengan lima angka.
Meski memimpin Grup F, Barcelona belum mendapat tiket lolos ke fase gugur Liga Champions. Mereka butuh satu angka lagi untuk bisa mengambil tempat di fase knock out, yaitu saat menghadapi Dynamo Kiev di Ukraina.
Barcelona sudah unggul ketika pertandingan memasuki menit kesepuluh. Adalah Gerard Pique yang membawa tim tuan rumah memimpin lewat tendangan kerasnya dari dalam kotak penalti.
Di menit berikutnya, tendangan bebas Xavi hanya tipis di atas gawang Julio Cesar. Tandukan Seydou Keita juga masih bisa dibendung.
Barcelona baru bisa menggandakan keunggulan di menit 26. Lewat serangan yang disusun cantik, Dani Alves yang merangsek masuk dari sisi kiri pertahanan Inter mengirim umpan silang ke Pedro Gonzalez untuk disonteknya masuk. 2-0 untuk Barcelona.
Inter mendapat kesempatan lewat blunder Victor Valdes. Akan tetapi, Dejan Stankovic yang memiliki kesempatan mencetak gol gagal memaksimalkannya.
Di babak kedua, Barcelona melanjutkan tekanan mereka. Hasilnya, Xavi mendapat kesempatan matang lewat sundulan kepalanya. Akan tetapi bola kirimannya masih bisa dihalau Julio Cesar.
Samuel Eto'o mendapat peluang matang di menit 69. Namun bola hasil tendangannya belum tepat sasaran. Usaha Diego Milito beberapa menit kemudian juag tak berujung hasil positif.
Di 25 menit terakhir pertandingan, pemain Barcelona bertumbangan karena cedera. Yang pertama Andres Iniesta yang dilanggar cukup keras oleh Christian Chivu. Berikutnya, Dani Alves yang sampai mendapat perawatan cukup lama di pinggir lapangan. Namun demikian, insiden ini tak sampai memengaruhi hasil akhir. Barcelona tetap menang dengan skor 2-0.

Thursday, November 19, 2009

"SPESIAL": Tim Yang Lolos Ke Piala Dunia 2010
Inilah 32 tim yang akan berduel di Afrika Selatan pertengahan tahun depan.

Kualifikasi Piala Dunia 2010 akhirnya berakhir. 31 tim kontestan yang akan bersaing di Afrika Selatan sudah diketahui.
Ada pun satu tiket tersisa masih harus diperebutkan Uruguay dan Kosta Rika, yang hingga berita ini diturunkan masih melakoni laga leg kedua mereka. Untuk sementara, Uruguay unggul 1-0 secara agregate.

EROPA:
Juara Grup:
Denmark, Jerman, Spanyol, Inggris, Serbia, Italia, Belanda, Swiss, Slovakia,
Lolos dari jalur playoff:
Yunani, Prancis, Portugal, Slovenia

AFRIKA:
Afrika Selatan (tuan rumah)
Juara Grup:
Ghana, Pantai Gading, Kamerun, Nigeria
Lolos dari jalur playoff:
Aljazair

ASIA/OCEANIA:
Australia, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara
Lolos dari jalur playoff:
Selandia Baru

CONCACAF:
Juara Grup:
Amerika Serikat, Meksiko, Honduras
AMERIKA SELATAN:
Brasil, Paraguay, Cile, Argentina

Saturday, November 14, 2009

Gagal Tekan Brasil, Inggris Kalah Tipis
Meski kedua tim gagal menciptakan banyak peluang, Brasil memang layak menjadi pemenang di Qatar.

Inggris, yang tampil pincang karena banyak pemain bintang cedera, harus mengakui keunggulan Brasil 1-0 dalam partai persahabatan di Qatar.
Nilmar berhasil memanfaatkan kelengahan pertahanan Inggris di menit pertama babak kedua untuk menjadi penentu kemenangan tim Samba.
Meskipun kedua tim gagal menciptakan banyak peluang berarti, terutama di babak pertama, tetapi Brasil secara umum tampil lebih meyakinkan dan semakin menggigit di babak kedua.
Berbagai aksi individu Brasil, terutama lewat Kaka dan Nilmar di babak pertama, menciptakan sejumlah peluang, tetapi mereka gagal dalam menciptakan penyelesaian berarti.
Kerja keras kapten anyar the Three Lions Wayne Rooney juga sia-sia, karena tak mendapat dukungan dari pasangannya Darren Bent di lini depan.
Di awal babak kedua, pertahanan Inggris, terutama Wes Brown dan Joleon Lescott, lengah dan Nilmar berhasil menyundul bola memanfaatkan umpan lambung Elano.
Seperti di babak pertama saat Brown sering kecolongan dalam menjaga Nilmar, kali ini hal itu kembali terulang saat backpass bek Manchester United itu hampir dicuri Nilmar, tetapi kiper Ben Foster berkorban dan melakukan pelanggaran yang berbuah kartu kuning.
Sayangnya, Luis Fabiano gagal memanfaatkan tendangan penalti itu, dan tendangan keras Lucio masih membentur tiang dan usaha Dani Alves dapat diantisipasi dengan baik oleh Foster, dan hasil kacamata bertahan hingga peluit akhir ditiup.

Friday, November 13, 2009

Robert Enke Bunuh Diri
Duka menyelimuti Jerman seiring kepergian kiper nasional Robert Enke, tepat pada 10 November.

Kabar duka datang dari Jerman. Kiper Jerman yang juga penjaga gawang Hannover Robert Enke meninggal dalam usia 32 tahun.
Meninggalnya Enke diumumkan presiden Hannover 96 Martin Kind. Ia membenarkan kepergian mantan kiper Barcelona pada Selasa (10/11) siang waktu setempat.
"Ini tragedi. Kau berharap sesuatu tapi yang terjadi tak seperti yang kau inginkan," kata Kind.
"Saya tak tahu bagaimana dan mengapa ini terjadi, tapi saya tak dapat berpikir selain mengenai sepakbola."
Belum ada kepastian mengenai penyebab kematian Enke. Namun pihak kepolisian Jerman melalui Morgenpost Online, menyebutkan Enke meninggal karena bunuh diri.
Menurut situs kepolisian Hannover mengatakan, "Enke menabrakkan dirinya ke kereta yang melaju kencang di Neustadt am Rübenberge."
Insiden ini terjadi di sebuah kota kecil di Neustadt tepat pukul 18:25 waktu setempat.

Depresi Berat
Sebelumnya, Enke dikabarkan pernah mengalami guncangan berat terhadap hidupnya sejak ditinggal anaknya yang meninggal pada 2007 dalam usia dua tahun. Meski kemudian dia bersama istrinya Teresa sempat mengadopsi anak.
Namun kejadian 2007 silam menurut surat kabar Jerman belum sepenuhnya dapat memulihkan depresinya.
Menurut wartawan Bild Wolf Bruer kepada Sky Sports, Enke bunuh diri dengan mobilnya. Ia sengaja memberhentikan mobilnya tepat di tengah perlintasan kereta hingga ia tertabrak.

Tuesday, November 10, 2009

RAPOR PEMAIN: Chelsea 1-0 Manchester United
Chelsea memperpanjang rekor bagus atas Manchester United di Stamford Bridge. Berikut penilaian GOAL.com terhadap penampilan para pemain yang terlibat dalam pertandingan.

CHELSEA
Cech 7 -- Satu penyelamatan apik atas tendangan melengkung Wayne Rooney sudah membuat Cech tak bisa ditaklukkan dalam pertandingan.
Ashley Cole 6,5 -- Tak banyak membantu serangan seperti biasa, karena lebih sering memerhatikan pergerakan Luis Valencia.
Terry 7,5 -- Selalu berani berebut bola. Untungnya lolos dari hukuman penalti pada babak pertama. Sang kapten juga menjadi penentu kemenangan berharga Chelsea.
Carvalho 6 -- Mampu menghadang dengan baik setiap pergerakan Rooney dan mencegah lawan melepaskan tendangan membahayakan ke arah gawang Cech.
Ivanovic 5.5 -- Tampil membantu serangan, tapi serangan United lebih berbahaya jika dilancarkan dari sektor pertahanannya.Deco 5 -- Terlalu jauh dari bola dan tidak banyak memberikan kontribusi atas permainan Chelsea.
Ballack 6 -- Tampil di bawah tekanan United, tapi membantu pertahanan dengan efisien.
Lampard 6,5 -- Sulit menguasai lapangan tengah karena dikuasai lawan. Tapi masih mampu menyumbang satu assist terciptanya gol kemenangan.
Anelka 6 -- Tampil bagus dan menciptakan beberapa peluang. Selalu menempatkan tim di atas kepentingan individu.
Drogba 5 -- Selalu dikawal ketat Jonny Evans dan Wes Brown, sehingga sulit memberikan kontribusi berarti dalam pertandingan.

Pengganti:
Joe Cole 5,5 -- Tak banyak memberikan perubahan permainan seperti yang diharapkan ketika masuk menggantikan Deco.
Kalou 5 -- Tampil menggantikan Drogba, tapi untuk menunjang strategi pertahanan pada akhir pertandingan.
Alex N/A -- Dimasukkan hanya untuk mengulur waktu pertandingan dan mempertahankan keunggulan Chelsea.


MANCHESTER UNITED
Van der Sar 6 -- Beberapa kali membuat penyelamatan, tapi perhatiannya terganggu Didier Drogba saat terjadinya gol John Terry.
Evra 6 -- Lebih sering membantu serangan ketimbang bek kiri lawan, Ashley Cole. Evra juga tampil solid saat membantu pertahanan.
Evans 4,5 -- Masih mampu mengawal Drogba dengan baik, tapi butuh lebih banyak jam terbang lagi.
Brown 5 -- Seperti Evans, penampilannya mampu memandulkan Drogba, tapi tak terlalu meyakinkan bermain sebagai bek tengah.
O'Shea 5,5 -- Sering diperdaya Cole atau Drogba, tapi terbilang solid dalam membantu pertahanan.
Anderson 5 -- Tampil berinisiatif membuka celah pertahanan lawan, tapi tidak banyak mendapatkan bola yang dibutuhkan dari rekan-rekan setim.
Carrick 6 -- Menjalankan instruksi manajer dengan patuh, membantu lini serangan maupun pertahanan.
Fletcher 5,5 -- Seperti tak terlihat sepanjang pertandingan, meski sebenarnya bisa menjadi pelapis lini pertahanan United.
Giggs 6 -- Tak banyak menentukan. Setidaknya, saat bola berada di kaki Giggs, United tampil lebih mengancam.
Rooney 7 -- Menjadi ancaman utama United sepanjang pertandingan. Sayangnya, gagal menuntaskan beberapa peluang yang didapat.
Valencia 6 -- Tak terlalu sering mengancam, tapi setidaknya kehadiran Valencia membuat Cole selalu waspada.

Pengganti:
Owen 5 -- Dimasukkan untuk mencari gol penyeimbang, sayangnya tak sempat meraih satu peluang pun demi mewujudkannya.
Obertan 5,5 -- Sempat tampil berbahaya ketika mendapat bola, tapi juga tak bisa memberikan gol yang dicari United.
FACT OF THE DAY (9 November 2009)
Tahukah Anda...?


Manchester United tak pernah menang dari Chelsea di Stamford Bridge sejak Roman Abramovic mengambil alih kepemilikan klub.
Roman Abramovich membeli Chelsea dari Ken Bates pada Juni 2003 dengan nilai pembelian 140 juta poundsterling. Sejak saat itu, Chelsea mendominasi duel menghadapi United di Stamford Bridge.
Total, sepuluh pertemuan terjadi di antara kedua klub di Stamford Bridge, di mana pertemuan pertama di era Abramovic terjadi pada 30 November 2003. Chelsea menang 1-0 saat itu.
Secara keseluruhan, Chelsea menorehkan enam kemenangan, termasuk kemenangan 1-0 dinihari tadi, dan sisanya berakhir imbang.
Akan tetapi, dalam catatan head-to-head kedua tim di Stamford Bridge, United masih unggul 31 laga berbanding 22 dari Chelsea dari total 72 pertemuan. Sisanya, 19 duel berakhir imbang.
United juga unggul dalam 155 pertemuan di berbagai kompetisi dan tempat bertanding. United unggul 66 berbanding 42 laga, dan 47 pertandingan berakhir imbang.
Fergie: Hargreaves Pengganti Ronaldo


Seiring kepergian Cristiano Ronaldo, Manchester United kehilangan figur spesialis tendangan bebas. Beruntung belakangan ini Owen Hargreaves mulai menunjukkan diri sebagai pengganti Ronaldo.
Diakui pelatih Sir Alex Ferguson, Hargreaves menjadi figur yang tepat untuk melakukan tugas ini.
"Cara Owen mengumpan untuk bola mati luar biasa, tendangan bebasnya hebat," kata Ferguson kepada People.
"Meski ketika Ronaldo masih bersama tim, Owen sempat mengambil dua tendangan bebas dan keduanya menjadi gol, saat menghadapi Fulham dan Arsenal. Ronaldo mengakui itu. Meski tidak sebagus yang dilakukan Ronaldo tapi lumayan."
"Owen bagus melakukan tendangan dari luar kotak penalti karena ia dapat mengangat bola dan melewati pemain bertahan dengan cepat. Dia berlatih banyak saat masih di Bayern Munich."
Sayangnya, saat Hargreaves mulai menyesuaikan diri dengan tugas, cedera membekapnya.
"Kami akan merindukannya. Dia kini menjalani fisioterapi dan berharap dalam 10 hari ke depan dia akan kembali pulih."

Sunday, November 8, 2009

Derby Madrid Berakhir Dramatis
Kartu merah yang diterima Sergio Ramos membuat keunggulan tiga gol Real Madrid nyaris sirna.

Atletico Madrid 2 - 3 Real Madrid
Atletico Madrid gagal memanfaatkan dengan maksimal kartu merah yang diterima Sergio Ramos dan harus rela kalah tipis dari musuh sekota Real Madrid 3-2 dalam lanjutan Primera Liga Spanyol, Sabtu (7/11).
Dua debutan derby Madrid, Kaka dan Karim Benzema, berhasil meneror pertahanan Atletico, lewat gol dari Kaka dan assist Benzema kepada Marcelo Dan striker asal Argentina Gonzalo Higuain mencetak gol ketiga, sebelum Diego Forlan dan Sergio Aguero membalas untuk Atletico.
Dengan hasil ini, Real Madrid tetap menjaga jarak satu poin dengan Barcelona, yang berada di puncak klasemen, dan berhasil menutup kekecewaan saat ditahan Milan di Liga Champions.
Saat pertandingan baru berjalan empat menit, Kaka langsung menggebrak dengan tendangan jarak jauhnya yang tak mampu diselamatkan oleh kiper Sergio Asenjo. Madrid terus menekan dan tendangan Lassana Diarra hanya mengenai pinggir jala gawang Asenjo.
Tetapi, pertahanan Atletico kewalahan mengantisipasi gerakan Benzema, dan mantan striker Lyon itu menyodorkan bola ke Marcelo dan kemudian berhasil menaklukkan Asenjo dari sudut sempit pada menit ke-24.
Di babak kedua, kedua tim bermain seimbang, tetapi Real berhasil memanfaatkan lengahnya pertahanan Atletico ketika pada menit ke-64, Higuain mencuri bola dari Perea dan kemudian Asenjo tak mampu berbuat banyak.
Pertandingan berlangsung keras, dan sejumlah kartu kuning dikeluarkan wasit Clos Gomez, hingga akhirnya Sergio Ramos mau tak mau dikeluarkan karena posisinya sebagai pemain terakhir pertahanan dan melakukan tekel terhadap Sergio Aguero yang masuk saat jeda.
Kartu merah Ramos memang tak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tendangan bebas Simao, tetapi secara perlahan, Atletico yang dibantu sorakan keras pendukungnya mampu bangkit dan mencetak dua gol dari jarak dekat dalam tiga menit lewat Diego Forlan dan Kun Aguero.
Namun, tendangan voli Simao masih melampaui mistar, dan peluang Aguero masih dapat diantisipasi dengan baik oleh Casillas, dan Madrid pun terus mengejar Barcelona.

Friday, November 6, 2009

Reina: Tak Lolos Tak Apa-Apa!


Liverpool sedang dalam bahaya. Usai ditahan imbang 1-1 oleh Olympique Lyon di laga keempat kualifikasi grup Liga Champions, The Reds teracam tak bisa lolos ke babak knockout.
Liverpool berada di peringkat ketiga Grup E dengan raihan hanya empat angka, terpaut lima poin dari peringkat kedua Fiorentina. Bila di laga berikutnya mereka bermain imbang atau bahkan kalah dari Debrecen, sementara Fiorentina berimbang imbang atau menang lawan Lyon, maka sudah dipastikan Liverpool tersingkir.
Meski demikian, kiper utama Pepe Reina tak menganggap tersingkirnya Liverpool lebih awal sebagai sebuah bencana besar.
Reina kecewa karena timnya hanya mampu mencetak gol telat di babak kedua saat bermain imbang 1-1 dengan Lyon, Rabu (4/11). Andai saja Liverpool bisa menang dalam pertandingan itu, peluang mereka sangatlah terbuka.
"Saya tak menganggap tersingkirnya kami akan menjadi bencana besar buat klub," ujar Reina seperti dilansir Sky Sports.
"Kami telah bermain di Liga Champions selama beberapa tahun ini. Gagal sekali bukanlah suatu bencana."
"Tak banyak tim yang sanggup mencapai semi-final atau final untuk kedua kalinya, termasuk meraih dua gelar dalam beberapa tahun terakhir."
Reina hendak menunjukkan prestasi Liverpool di level Eropa akhir-akhir ini sebagai sebuah capaian fantastis. Dengan kata lain, satu kegagalan tak jadi masalah.

Wednesday, November 4, 2009

Milan 1-1 Madrid
Setelah berhasil mempermalukan Real Madrid di Santiago Bernabeu, Milan hanya bermain imbang 1-1 di San Siro. Berikut rapor pemain kedua tim menurut penilaian Goal.com Indonesia.

AC Milan

-Dida: 5 - Performa kiper asal Brasil ini tidak dalam kondisi terbaik. Beberapa kali ia hampir melakukan kesalahan dan terlihat frustasi menjaga gawangnya. Seperti saat terlambat menyelamatkan gawangnya dari Raul.
-Oddo: 5.5 - Cukup efisein menjalankan tugasnya di lini belakang, meski ada sedikit kesalahan.
-Nesta: 7 - Membantu banyak serangan ke lini pertahanan Madrid. Ia menunjukkan konsistensinya.
-Thiago Silva: 7 - Bersama Nesta, ia berhasil mempersempir ruang gerak Karim Benzema dan Gonzalo Higuain.
-Zambrotta: 7.5 - Pergerakannya dari sisi kiri cukup efektif meski terlambat panas pada menit awal pertandingan.
-Ambrosini: 8 - Sebagai kapten, ia bertanggungjawab penuh menjaga pergerakan pemain Madrid. Ia percaya diri membayangi ruang gerak Kaka.
-Pirlo: 5.5 - Gelandang Milan ini masih dengan akurasinya dalam setiap seranga, namun tidak terlalu menonjol dalam laga ini.
-Seedorf: 7.5 - Seedorf agresif dalam menyerang dan bertahan. Energinya luar biasa memberikan bantuan di semua lini.
-Ronaldinho: 8 - Tidak menunjukkan permainan terbaik, tapi cukup sukses. Golnya menjadi bukti ia cukup meyakinkan.
-Pato: 9 - Mesin gol Milan ini menjadi bintang dari kubu Milan. Meski gagal mencetak gol namun pergerakannya luar biasa dan selalu efisien dengan umpan-umpannya.
-Borriello: 4.5 -Tak banyak pergerakan dilakukan pemain ini.
Cadangan
-Inzaghi: 6 - Terlambat bagi pemain veteran ini untuk menunjukkan aksinya.

Real Madrid
-Casillas: 7 - Kesalahan fatal di pertemuan pertama tidak diulang kiper Spanyol ini. Dia jauh lebih siap menghadapi gempuran pemain Milan.
-Ramos: 8 - Pemain Madrid ini apik menjaga pertahanan timnya, terutama saat menahan aksi Zambrotta dan Ronaldinho.
-Pepe: 6.5 - Dia cukup tangguh di posisinya dan tampil energik menghadapi lini depan Milan. Meski tidak tampil terlalu istimewa.
-Albiol: 5 - Terlihat kaku dan tidak terlalu rapih.Dia terlalu mudah ditalukkan Pato dan Ronaldinho.
-Arbeloa: 3 - Diantara pemain Madrid, mantan pemain Liverpool ini tampil paling buruk. Sejak awal hingga pertandingan berakhir, ia tidak melaksanakan tugas dengan baik.
-Lass: 8 - Menikmati setiap permainan untuk bersaing dengan Seedorf. Dia selalu rapih dalam memberikan bola dan melakukan tekel.
-Alonso: 6 - Tak banyak kontribusi yang dilakukan Alonso dalam pertandingan ini.
-Kaka: 6.5 - Tampil di klub lamanya tak mampu mendongkrak performa Kaka. Ia frustasi saat sulit menembus jantung pertahanan Milan.
-Marcelo: 8 - Serangan Madrid kerap berawal dari pemain ini, meski ia harus menjaga lini pertahanan Los Blancos. Aksinya membuat Oddo tertekan.
-Benzema: 6 - Tidak terlalu istimewa aksi Benzema. Meski ia berhasil mencetak gol penyelamatan untuk Madrid.
-Higuain: 4 - Dia gagal tampil lebih baik dibandingkan laga sebelumnya.
Cadangan
-Raul: 6 - Terlambat beraksi lebih awal.

Monday, November 2, 2009

Carrick: Tak Boleh Kalah Lawan Chelsea
Gelandang Manchester United Michael Carrick ingin timnya bisa meraih, setidaknya, satu poin saat menghadapi Chelsea, minggu depan.

Manchester United dipaksa menyerah 2-0 dari Liverpool minggu lalu. Hasil tersebut sedikit banyak menghambat laju United mengejar perolehan Chelsea.
Tapi United punya kesempatan untuk membalikkan keunggulan akhir minggu nanti, di mana United akan bertandang ke Stamford Bridge untuk menghadapi Chelsea. Michael Carrick mengharapkan United bisa menang sehingga membawa mereka ke puncak klasemen Liga Primer Inggris.
"Ketika kondisi persaingan di papan atas menjadi ketata seperti ini, setelah kekalahan dari Liverpool, kami tak ingin kembali kehilangan jalan saat menghadapi tim besa. Pertandingan menghadapi Chelsea akan menjadi laga penting bagi kami," kata gelandang United itu kepada teamtalk.
"Pertandingan di Stamford Bridge akan selalu menjadi laga besar, tak peduli kompetisi apa itu," lanjutnya.
United kini tertinggal dua angka dari Chelsea yang memuncaki klasemen Liga Primer dengan 27 angka.